Analisis Wacana/Teks Terjemahan - Istilah wacana (discourse) masih menjadi perdebatan sejak awal perkembangan disiplin ilmu analisis wacana, kira-kira pada pertengahan abad ke-XX sampai sekarang. Rentang waktu yang sedemikian panjang belum mampu menyatukan persepsi para pakar bidang ilmu analisis wacana tentang apa yang dimaksud dengan sebuah wacana, apa ciri-ciri, batas-batas, jenis-jenis, dan ukurannya. Perbedaan persepsi ini tergambar dari banyaknya istilah yang merujuk pada istilah wacana.
Sebagian pakar menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa di atas kalimat yang lengkap, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Ada pula sebagian pakar yang mendefinisikan wacana sebagai produk ucapan lisan seorang penutur sebuah bahasa. Definisi kedua ini membedakan antara wacana dan teks. Pembedaan ini memunculkan istilah lain untuk wacana, yaitu wacana lisan dan tulisan, wacana interaktif dan noninteraktif.
Perbedaan-perbedaan dalam definisi wacana paling tidak didasari oleh dua alasan. Pertama, para pakar analisis wacana memiliki latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda seperti linguistik, filsafat, sosiologi, dan etnografi. Kedua, para pakar bahasa terbagi ke dalam dua aliran yaitu formalis dan fungsionalis. Perbedaan-perbedaan dalam latar belakang disiplin ilmu dan objek kajian pada akhirnya berpengaruh pada cara pandang terhadap fenomena bahasa dan pada metode untuk mengamati, menginterpretasi, dan menjelaskan fenomena bahasa tersebut.
Perkembangan disiplin ilmu analisis wacana mengalami perkembangan pesat, terutama sejak tahun tujuh-puluhan. Para pakar linguistik, semiotik, sastra dan pakar-pakar disiplin ilmu lain yang tertarik untuk mengkaji wacana mulai membangun kontak-kontak sa tu sama lain. Kontak-kontak yang intensif ini menyebabkan perubahan mendasar pada cara pandang pakar-pakar linguistik dan pakar-pakar disiplin ilmu lain terhadap sebuah wacana. Dampaknya, definisi wacana menjadi lebih komprehensif bagi semua pihak dan lebih mewakili objek kajian wacana. Perkembangan ini juga membawa perubahan mendasar terhadap pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengkaji wacana karena para pakar bisa lebih memfokuskan perhatian pada objek kajian daripada definisi objek kajian itu.