Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi antar anggota masyarakat. Bahasa hanya ada pada manusia. Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda atau simbol. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain. Bahasa dikuasai manusia melalui tahapan-tahapan sesuai dengan perkembangan pysikis manusia. Perkembangan bahasa yang paling krusial terjadi pada masa kanak-kanak, yaitu melalui pemerolehan dan pembelajaran. Berbahasa itu merupakan proses kompleks yang tidak terjadi begitu saja. Manusia berkomunikasi lewat bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas sehingga memunculkan banyak teori tentang pemerolehan bahasa.. Lebih rumit dan luas mengingat ada lebih dari seribu bahasa yang ada di seluruh dunia.
Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya karena memang sebagian besar pasangan berkomunikasi anak adalah orang dewasa, biasanya orang tua. Saat anak mulai membangun jaringan sosial melibatkan orang di luar keluarga, mereka akan memodifikasi pemahaman diri dan bayangan diri dan menjadi lebih sadar akan standar sosial. Lingkungan linguistik memiliki pengaruh bermakna pada proses belajar berbahasa. Ibu memegang kontrol dalam membangun dan mempertahankan dialog yang benar.
Sejak usia di bawah lima tahun, anak mengalami masa yang paling signifikan terhadap perkembangan bahasa. Mulai masa inilah anak belajar bahasa dari lingkungannya, Produksi ujaran yang dihasilkan merupakan proses transformasi yang berkembang sesuai dengan perkembangan usianya. Produksi ujaran mengkaji masalah bagaimana ujaran dihasilkan sehingga dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Fromkin dan Ratner dalam buku yang diedit oleh Gleason dan Ratner (1998: 310-338) membahas aspek ini secara rinci. Pembahasan meliputi sumber data untuk model-model produksi ujaran, isu-isu dalam produksi ujaran, dan model-model proses produksi ujaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik meneliti produksi kata dan kalimat anak pada usia prasekolah di TK Nurul Iman Kotabumi-Lampung Utara. Pertimbangan penelitian tersebut adalah bahwa produksi ujaran anak pada usia prasekolah merupakan masa yang ideal dan krusial dalam perkembangan bahasa anak.